Minangkabau adalah dunia makna dan kerajaan khayal. Dan ekspresi merupakan salah satu metode penyampaian "sign" yang akan menjadi simbol untuk dimaknai.
Ekspresi.., dialah cara atau "caro" dalam istilah orang minang. Caro sendiri adalah ekspresi dari adat yang ternyata diadatkan secara turun temurun. Semisal "bukan perpisahan yang kutangisi, tapi 'caro'-nyo ndak lamak". Maknanya adalah seseorang tersebut tidak tangguh dan tidak mempersoalkan " perpisahan", akan tetapi memperkarakan tentang CARA berpisah.
Begitu juga tentang apresiasi, jika ditelusur dari kehidupan orang Minang yang lebih mengandalkan bahasa tutur ketimbang prasasti atau tulisan, apresiasi disampaikan dengan berbagai ekspresi dan menggunakan simbol atau CARA yang beragam. "Mengata-ngatai" karya seseorang bukan berarti menghina karya tersebut, melainkan sebuah simbol apresiasi terhadap karya tersebut, dan bahkan meyakini dengan sangat bahwa yang bersangkutan mampu dan berpotensi membuat karya jauh lebih baik dari karyanya sekarang.
Orang minang "melarang" seseorang mepakukan sebuah pekerjaan yang merugikan dengan berkata "bisuak ulangi baliak yoh.." (besok kamu ulangi lagi-pekerjaan yang merugikan itu ya..). Makna pesan yang disampaikan adalah bahwa jangan pernah ulangi lagi pekerjaa yang merugikan tersebut, seperti yang kamu lakukan tadi.
"Cumeeh", hampir dekat artinya dengan cemooh, walaupun tidak persis. Cumeeh merupakan salah satu interpretasi dari egalitarianisme masyarakat Minangkabau. Mereka bebas mengkritisi karya atau hasil kerja orang lain, bahkan dengan cara men-" cumeeh", dan tidak ada hukum untuk tindakan cumeeh. Cumeeh adalah respon keterusterangan dan pada hakekatnya tetap mengapresiasi dan meyakini bahwa si "aktor" yang di cumeeh-i berpotensi dan mampu berbuat jauh lebih baik dari karya atau hasil kerjanya hari ini.
Bagi kalangan yang kurang mampu menangkap dan memaknai "caro" orang Minangkabau dalam mengapresiasi akan menjadi "tasuruak kapalo labi" atau patah arang, dan bahkan mungkin akan berhenti berkarya.
Di sisi lain, bagi orang Minangkabau, cumeeh pada hakekatnya adalah proses SELEKSI para aktor yang akan berkarya. Jika aktor tersebut mampu memaknai cumeeh sebagai apresiasi, maka niscaya dia akan melahirkan mahakarya yang lebih baik. Namun jika gagal memaknai cumeeh sebagai sebuah apresiasi, maka aktor tersebut ternyata bukan tunas unggul yang akan menjadi orang besar.,
Komentar
Posting Komentar