Langsung ke konten utama

Kereta Hujan

Pemain:

Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangan, ia duduk di depan Kamu saat di kereta api. (Diperankan oleh Emil Reza Maulana)

"Pak Bambang" masinis tua berkacamata hitam dan berjambang serta kumis yang membuatnya dipanggil begitu. (Diperankan oleh Reza Rahadian)

Kamu, seorang penumpang perempuan yang duduk di depan kursi Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya. (Diperankan oleh Jannine Weigel)

Rawan, seorang laki-laki berusia 50-60an, mengenakan pakaian Jendral Soedirman (diperankan oleh Iwan Fals)

START:

SOUND.
Suara hujan berderai.

EXT. Sebuah stasiun kereta di salah satu kota terpencil di Indonesia, hujan turun lebat.

SOUND

Suara orang-orang saling mengobrol.

EXT. (Teras stasiun) Sebagian kecil orang memakai mantel dengan warna mencolok yang mengilap karena basah, sebagian besar memakai jaket berwarna gelap. Jam dinding menunjukkan pukul 16 lewat 45.

SOUND. Suara sepatu melangkah cepat di lantai semen

CLOSE UP. (Lantai teras stasiun) Sepasang sepatu beludru hitam yang basah, melangkah tergesa-gesa.

INT. (Ruang lokomotif) Pak Bambang menatap peralatannya sambil menghembuskan nafas panjang lalu menghidupkan pemantik, menyalakan sebatang rokok.

CLOSE UP. (Lantai teras stasiun) Sepasang sepatu beludru hitam basah, langkahnya bertambah cepat.

INT. (Ruang lokomotif) Pak Bambang menghisap rokoknya sambil menatap penasaran keluar jendela.

CLOSE UP. SLOW MOTION. (Lantai teras stasiun) sepasang sepatu beludru hitam, melangkah lewat genangan air.

EXT. SLOW MOTION (Teras stasiun) Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya yang berjalan di antara orang-orang bermantel dengan sepatu beludru hitam, tergelincir dan terhempas ke lantai.

INT. SLOW MOTION (Ruang lokomotif) Pak Bambang tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk-nunjuk ke balik jendela.

EXT. (Lantai teras stasiun) Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya, ia tergeletak di lantai, kantung plastik bermacam-macam warna berterbangan di lantai sekitarnya.

FLASH BACK:

INT. (Gerbong kereta api yang melaju) Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya tampak tertidur dengan nyenyak di kursinya.

SOUND. Suara laju kereta api.

EXTREME CLOSE UP. Sepasang mata perempuan yang sedang tertutup.

CLOSE UP. Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya, tiba-tiba terbangun dengan terkejut.

SOUND. Degup jantung bersuara sangat cepat.

CLOSE UP. Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya mengeluarkan sebuah buku warna putih yang berjudul "Gabungan Aslia" dari dalam tasnya.

EXTREME CLOSE UP. Sepasang mata Kamu menjadi terbuka dan menatap ke depan (kamera).

CLOSE UP. Kamu melamun sambil melihat ke jendela.

INT. (Masih di gerbong kereta api yang melaju) Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya berhenti membaca buku, melirik ke arah Kamu.

Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya, berkata dalam hati: Dia..

FLASH BACK:

EXT. (Taman Jam Gadang yang sepi, hujan turun)

SOUND. (Suara hujan berderai ke tanah)

Rawan (memegang payung warna hitam) berkata kepada Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya: Kau, cepat atau lambat, akan ketemu dengan perempuan itu.

Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya hanya berdiri menghadap kamera (menatap Rawan, tanpa memakai payung dan membiarkan dirinya basah).

Rawan berkata lagi: Sama sekali tidak bisa lari.

Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya, tersenyum lalu tertawa tanpa suara.

Rawan menatap serius.

Seorang Penumpang dengan Tas Jinjing di Tangannya, akhirnya berkata: Sebenarnya, aku pun takkan lari darinya. Justru aku menunggu saat-saat kedatangan ini.

Rawan berkata: Kamu tidak bisa membohongi. Sekali pun berbohong pada diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesian People (an etnographic novel)

Indonesian People (an etnographic novel) Emil Reza Maulana Dedicated for Gadis Siput Contents 1.    The 2.    After Word 3.    Is Going On     1. The , If you're disappear from me, it will make a sad for sure. But. If I disappear from this world, who will be sad for me? I’m always thinking about that. Although I still shame to writing this letter, and still learning English at a course, I try to be brave. That’s because Ibuku, my firstly English teacher. I though I have to tell you some history of my life. And this is the key of my life. I will tell you everything that happen and happened to me, and anything that I have ever know and knew, also all the things that I founded. And one of them is you, Gadis Siput. Yes, you are. @ In a night, when I was be a patient of Yos Sudarso Hospital, I choose to walking around on the corridor. Someone just make me broken heart on this afternoon. A gir

Buku-buku yang Menggoda: Seorang Kuli Bangunan

Ibu pernah berkata, bahwa Jodie Foster itu sama dengan Nurul Arifin. Setiap filmnya bagus-bagus. Mereka memang pandai bermain peran. Catat. Bukan berakting. Catat. Bukan berbohong. *** Buku-buku itu juga sama," kata ibu. Atau ayah. Atau paman yang kolektor buku. Adik tiri ibu. Mereka semua berkata begitu. *** Paman yang kolektor buku, berkata "Setiap buku harus dijaga, kalau perlu disimpan kembali ke lemari. Museum? Bisa jadi, bisa juga jika: setiap buku yang bertanda-tangan penulisnya, dilelang." Maka aku pun menjaga buku-buku supaya tidak rusak. Namun tanganku kapalan, akulah kuli bangunan yang disebutkan di judul itu. Tiap-tiap pekerjaanku berat. Tak ada yang sanggup di antara keluarga kami. Kata ibu, waktu aku kecil, orang yang disebut adik tiri ibu itu pernah, menemukanku, di suatu tempat. Lebam sana-lebam sini. Biru-membiru-ungu. Tidak. Tidak terlalu ungu. Namun biru. Orang-orang mulai menghebohkanku.

Litak cerpen bola-bola West Sumatra, Litak yang menggambarkan Litak keadaan daerah, Litak yang sosialis Litak adalah paham wong Litak cilik Litak yang Litak dikarang Litak anti-Manchester United

"Harus West Sumatra! Nggak boleh Sumbar!! Apalagi Sumatra Barat: haram! Haram jatuhnya!!" Begitulah, kata-kata Datuk Inyo yang Terbuang, yang berkumis tipis dan berkepala botak; meski ada sedikit rambut tipis di kepalanya. Dia bilang itu tahalul, supaya bisa masuk MU atau Nurdiniyah. Kedua kelompok itu memang sudah terkenal, jauh di luar sana, di suatu tempat nan disebut Jepang van Indonesia, nan para pengikut kedua sekte populer seperti ada seorang, Sufi Bin Tele. Kabarnya, ia banyak menulis puisi di internet dan mendapat sambutan hangat dari para sastrawan koran-koran nasional. Selera memang selera." pernah satu kali, kawan Datuk bernama Tedi Hutan, nan tubuhnya penuh jamur dan koreng. Mengingatkanku pada tulisan Eropa, entah siapalah namanya, yang berjudul kira-kira: Cinta Sekalipun Kolera. Penulis yang sedang naik daun, bernama Eka pun, segan pada Penulis Kolera ini, entah tulisan itu dikatakan Eka sebagai puisi atau novel epik, tak jelas kudengar waktu Eka mengo