Langsung ke konten utama

"Alternativisme Dalam Puisi Jon Ladiang" oleh Emil Rezam

Heru Joni Putra atau lebih lengkap dipanggil "Jon Ladiang" karena kritik-kritiknya yang mendalam terhadap puisi, misalnya saat ia membacakan puisi penyair favoritnya, Gus Mus, atau "jangan panggil ia begitu," barangkali kata Jon Ladiang, "panggil ia KH. Mustofa Bisri. Dan aku akan membacakan puisi yang akan dimasukkan ke Instagram."

Dan di Instagram aku menikmati deklamasinya, bung Jon membacakannya dengan aksen Minangkabau khas Padang, sepertinya. Bukan Bukittinggi atau Agam yang cenderung tertib.

Padang adalah tempat paling egaliter, yang nomer dua barangkali Agam. Dan Bonjol? Jangan ditanya, sebab ke-Suharto-suharto-an mulai menanjak, apalagi para habib yang mengangkat dirinya sebagai anak Nabi Muhammad SAW. Karena Orde Baru tersebut.

Di tempat egaliter, orang boleh beda pendapat, dan boleh satu pendapat pula. Tapi tidak boleh meniru, dan rupanya inilah, yang dilihat oleh Heru Joni Putra terhadap karya "Bila Kutitipkan". Jon Ladiang yang terlahir di suatu daerah yang sama dengan Taufiq Ismail, melihat kemiripan struktur pada puisi Mustofa Bisri, yang berkali-kali menyebut "bila kutitipkan".

Barangkali Mustofa Bisri belajar juga struktur dari penyair Minang, yang sempat diadu pemikirannya dengan filsuf Abdul Hadi WM. Ya, puisi-puisi Taufiq Ismail sarat dengan konsep ke-Tuhan-an. Yang bisa saja berasal dari penyair Konya di Turki, Jalaludin Rumi.

***

Mengenai Alternativisme, yang bisa disebut "Alter dan Native, dengan isme" (Pribumi yang Lain, ditambah 'isme' yaitu cara pandang. Jadi bisa disebut: Cara Memandang yang Lain Terhadap Pribumi) atau boleh saja "filsafat alternatif", saya melihat, secara barangkali, dalam puisi Heru Joni Putra berjudul "Kedatangan Ahmed Kamiel" serta "Ahmed Kamiel Jatuh Cinta Lagi".

Pada puisi Kedatangan Ahmed Kamiel, seorang sastrawan Jepang yaitu Yori Kayama, telah "berhasil dilupakan", dilupakan dengan Cara yang Tak Terlupakan. Lalu Ahmed Kamiel dijunjung tinggi.

Lalu pada puisi selanjutnya, Ahmed Kamiel Jatuh Cinta Lagi, nama Ahmed Kamiel, secara kemungkinan bagi seorang Alternativis, telah sengaja di-salah sebut-kan menjadi Ahmed "Kameil".

Dalam teks ini, orang awam barangkali akan menyebut-nyebut dan menyudutkan Jon Ladiang dengan kata-kata "Menyair tapi tak becus!!", "Typo!!", tapi bagaimana pun, seorang Alternativis tetaplah Alternativisme.

"Kameil" maupun "Kamiel" artinya, dalam bahasa Cekloslowakia, Arab maupun Sansekerta sekali pun, artinya adalah "sempurna". Dan Ahmed benar-benar "jatuh cinta dengan sempurna", sehingga menjadi "mabuk dan lupa jati diri" kepada pohon pisang.

Pohon pisang yang tumbuh, busuk di dalam, bahkan yang ditebas sebelum meranggas. Pohon pisang, yang sepertinya hanya terdapat di daerah tropis dan tidak di jazirah Arab. Hanya itu yang penting, yang bisa saya utarakan disini.

Itu yang penting, yang barangkali juga, Heru Joni Putra kita telah bermakmum pada Jalaludin Rumi yang sebegitu cintanya pada pohon pisang, yakni gurunya, Syams dari Tabriz. Sebegitu fanatiknya dua puisi ini kepada Rumi.

***

Puisi-puisi lainnya malas saya baca, bukan sebab tidak bagus, tetapi otak saya sudah diperas hanya untuk menikmati dua buah puisi sederhana Jon Ladiang, dan ini adalah supaya Heru Joni Putra itu membalasnya dengan kata-kata di Kata Pengantar sajak yang saya kirim lewat vellesazephi@gmail.com dan itu saja.

Tapi, puisi tetaplah puisi. Diperlukan kesabaran untuk menelusuri isinya, saya melihat puisi Taufiq Ismail dengan Mustofa Bisri seperti video Instagram dengan Youtube: diperlukan lebih banyak, dan akan terus lagi, kesabaran dalam memahaminya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indonesian People (an etnographic novel)

Indonesian People (an etnographic novel) Emil Reza Maulana Dedicated for Gadis Siput Contents 1.    The 2.    After Word 3.    Is Going On     1. The , If you're disappear from me, it will make a sad for sure. But. If I disappear from this world, who will be sad for me? I’m always thinking about that. Although I still shame to writing this letter, and still learning English at a course, I try to be brave. That’s because Ibuku, my firstly English teacher. I though I have to tell you some history of my life. And this is the key of my life. I will tell you everything that happen and happened to me, and anything that I have ever know and knew, also all the things that I founded. And one of them is you, Gadis Siput. Yes, you are. @ In a night, when I was be a patient of Yos Sudarso Hospital, I choose to walking around on the corridor. Someone just make me broken heart on this afternoon. A gir

Buku-buku yang Menggoda: Seorang Kuli Bangunan

Ibu pernah berkata, bahwa Jodie Foster itu sama dengan Nurul Arifin. Setiap filmnya bagus-bagus. Mereka memang pandai bermain peran. Catat. Bukan berakting. Catat. Bukan berbohong. *** Buku-buku itu juga sama," kata ibu. Atau ayah. Atau paman yang kolektor buku. Adik tiri ibu. Mereka semua berkata begitu. *** Paman yang kolektor buku, berkata "Setiap buku harus dijaga, kalau perlu disimpan kembali ke lemari. Museum? Bisa jadi, bisa juga jika: setiap buku yang bertanda-tangan penulisnya, dilelang." Maka aku pun menjaga buku-buku supaya tidak rusak. Namun tanganku kapalan, akulah kuli bangunan yang disebutkan di judul itu. Tiap-tiap pekerjaanku berat. Tak ada yang sanggup di antara keluarga kami. Kata ibu, waktu aku kecil, orang yang disebut adik tiri ibu itu pernah, menemukanku, di suatu tempat. Lebam sana-lebam sini. Biru-membiru-ungu. Tidak. Tidak terlalu ungu. Namun biru. Orang-orang mulai menghebohkanku.

Legenda Gadis Siput

Konon yang paling terkonon, di antara segala kekononan di kisah-kisah duniawi paling sentimentil, Gadis Siput telah terlahir dan memang dilahirkan untuk si petani. Yang menemukan dan menyelamatkan. Yang membawanya pulang ke rumah. Lalu. Ada yang memasakkan dan menghidangkan kaldu secara diam-diam. Tanpa sepengetahuan si petani bahwa Gadis Siput pandai memasak. Bahwa Gadis Siput bukanlah siput biasa. *** Akhirnya si petani yang manusia biasa pun menjadi tua dan renta, dan kemudian wafat. Meninggalkan Gadis Siput yang usianya ditakdirkan lebih panjang. *** Gadis Siput menangis sendiri. Kemudian air matanya habis dan ia menjadi buta. Ia juga tak bisa melihat lagi wajah si petani di ingatannya. Sekali pun di ingatannya. *** Gadis Siput wafat dalam keadaan rindu yang menggebu-gebu. *** Tersebar berita tentang sebuah jasad wanita cantik yang tergeletak tak bernyawa di dekat kuburan si petani. *** Si petani dilahirkan dalam berbagai bentuk kali lipat atas reinkarnasi yang terus be