Aku membaca sebuah puisi kawan lama,
tidak di kertas dan
bukan oleh pena dan tinta
ini tentang hujan
Aku ingin bertanya padamu,
mengapa: sekali pun saat itu kau
belum mengetik di internet--
mengapa; sekali-sekali tidak
kau buat puisi secara nyata
ini tentang hujan dan akhir bulan
hujan-hujan yang menanam pohon
demi sebuah pena mahakarya
pohon-pohon yang jatuh untuk
tarian cumi-cumi demi nafasmu di dalam tinta-tinta yang hidup
dengan genangan air yang menciptakan dunia-dunia yang terwakilkan oleh bebatuan
Satu kata yang terlupa: cinta
Komentar
Posting Komentar